LDII Sulteng - Anda pasti kenal dengan judul di atas, insya Allah. Kalaupun tidak, sekurang-kurangnya saya bisa memastikan bahwa anda pasti membutuhkan dan menghirupnya setiap saat. Bila berhenti dari aktivitas itu, selamat jalan, siapapun kita mesti pindah dari dunia ini ke alam kubur.
Saya tertarik mengangkatnya dalam tulisan ini muasalnya dari diskusi dengan Pak Agus Effendi, Wakil Ketua DPW LDII Provinsi Sulawesi Tengah. Dari ngobrol-ngobrol sambil menyaksikan pertandingan futsal U14 yang digelar oleh DPD LDII Kota Palu, tanpa sengaja pembicaraan mengarah ke sebagian materi go green yang dicanangkan oleh DPP LDII. Dari situ lantas merembet ke perihal intangible di atas, oksigen. Pak Agus yang juga seorang forester jebolan Universitas Gadjah Mada ini menyatakan bahwa : delapan puluh persen oksigen diciptakan di lautan. Wow!
Laut - Teluk Palu (Dok. DPW LDII Sulteng) |
Sepanjang pengetahuan saya, oksigen merupakan hasil fotosintesis tanaman. Mereka menyerap CO2 dan memroduksi O2. Semakin banyak pohon, semakin besar oksigen diperoleh. Perihal ini tak satupun yang meragukannya. Juga, diyakini dengan amat sangat bahwa hutan merupakan paru-paru dunia. Akan tetapi, siapakah yang menyangka bahwa ada paru -paru lain dalam tubuh bumi kita? Bahkan lebih besar dan lebih produktif.
Adalah dua orang peneliti asal Amerika, Dierdre Toole dari Institusi Oceanografi Woods Hole (WHOI) dan David Siegel dari Universitas California, Santa Barbara (UCSB) yang telah menemukan bahwa plankton, tepatnya fitoplankton, adalah produsen oksigen di lautan itu. Hal ini dimuat dalam blog http://konservasipapua.blogspot.com yang bersumber dari www.note-why.blogspot.com.
Sebagaimana dikemukakan dalam blog-blog di atas, plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan utama untuk kehidupan aquatik.
Gambar Plankton (Sumber : http://konservasipapua.blogspot.com) |
“Plankton adalah organisme yang menyumbang 80% kebutuhan oksigen yang ada di bumi ini.”
Delapan puluh persen! Saya percaya saja dengan hitungan itu daripada disuruh meneliti sendiri.
Kalau begitu, pohon tidak dibutuhkan lagi? Tunggu dulu!! Allah tidak menciptakkan segala sesuatu di muka bumi ini tanpa manfaat.
Pohon juga penyumbang oksigen yang amat penting di muka bumi ini. Keberadaannya bermanfaat untuk migitasi (mengurangi) karbondioksida. Selain itu, dalam bentuk hutan, pohon mencegah erosi dan tanah longsor, menyimpan-mengatur persediaan air agar seimbang antara musim hujan dan kemarau, menyuburkan tanah dengan guguran daun-daunnya yang menjadi humus, sumber ekonomi, sumber plasma bagi ekosistem hutan dan sungai (sehingga ada makanan bagi ikan dll), mengurangi polusi, dan masih banyak lagi.
Secara langsung kita bisa merasakan bahwa berteduh dibawah kanopi pohon jauh lebih nyaman daripada di bawah tenda plastik. Dengan hanya melihat saja (gambar di bawah ini), siapapun akan bisa merasakan suasananya bila melintas pada siang bolong.
Perlu diketahui bahwa kadar CO2 di udara pada tahun 2010 sudah mencapai 0,3%. Ini sudah melampaui ambang batas maksimumnya yang 0,1% saja.
Jl. Kijang Kota Palu. (Dok. DPW LDII Sulteng) |
Jl. Dewi Sartika, Pertigaan Petobo, Kota Palu. (Dok. DPW LDII Sulteng) |
Jalan Palu-Palolo.(Dok. DOW LDII Sulteng) |
Perlu diketahui bahwa kadar CO2 di udara pada tahun 2010 sudah mencapai 0,3%. Ini sudah melampaui ambang batas maksimumnya yang 0,1% saja.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita berpikir dua kali bila ingin menebang pohon, apalagi melakukan tindakan deforestasi seperti membabat hutan. Juga, semestinya menghindari membuang sampah sembarangan yang tentu akan mencemari udara, tanah, dan perairan-laut.
Wallahu a’lam bisshawab.
Oleh : Anas Y Karnain
Penulis adalah Wakil Ketua DPW LDII Provinsi Sulawesi Tengah.
1 komentar:
that's good information
Posting Komentar