web 2.0

Sabtu, 09 Maret 2013

Mengukur (Kembali) Arah Kiblat

LDII SULTENG - Mendengar kata kiblat, memori kita akan segera mengarah ke satu titik : sebuah arah bagi umat Islam untuk menghadapkan wajahnya saat melaksanakan sholat. Dulu, ketika masih di sekolah dasar, beberapa dari kita menjawab ‘barat’ bila ada pertanyaan kemana umat Islam menghadap ketika sembahyang. Oleh kebaikan hati guru agama kita waktu itu, jawaban tersebut dibenarkan lantas diikuti pembetulannya, kiblat.

Dulu sekali, kiblat umat Islam adalah Masjidil Aqso di Palestina. Kemudian, dalam hati, Rasululullah SAW berkeinginan agar kiblatnya dipindahkan ke Baitullah, Ka’bah. Saat itu Rasul sering memandang langit sambil mengangankan keinginannya. Demikian berkali-kali hingga akhirnya dikabulkanlah pemindahan kiblat ke Masjidil Haram di Mekah. Hal ini ‘diabsahkan’ dengan turunnya Firman Alloh dalam Surat Al Baqarah ayat 142-144.


Masyarakat Islam kala itu, demi mendengar arah kiblat sudah berpindah, segera saja menyesuaikan diri kearah baru ini. Demikian juga umat Islam di kawasan sekitarnya.


Seiring bertambahnya waktu, Islam pun menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Arah kita agar tepat menghadap Baitul Haram saat itu hingga beratus-ratus tahun kemudian adalah : ke barat dan sedikit serong ke kanan. Ketika kita mulai mengikuti sholat di masjidpun hampir tidak pernah ada yang mempertanyakan hal ini, benar atau tidak, dan tepat atau kurang sedikit. Meskipun demikian, dengan sistem dan peralatan navigasi yang sangat terbatas, ternyata pendahulu kita sudah sangat baik menetapkan kemana arah kiblat yang semestinya. Sungguh suatu pengetahuan dan pemahaman  yang menakjubkan. Mari kita buktikan.


Pendahulu kita tampaknya lebih banyak memanfaatkan ilmu astronomi dan semuanya dihitung manual. Sekarang, kita dapat mengukur arah kiblat itu hampir tanpa bekal ilmu itu sedikitpun. Bagaimana bisa? Jawabannya ada di Google Earth. Dengan bantuannya kita bisa mengetahui arah kiblat (dan arah apapun) dengan tepat dan nyaris tanpa kesulitan.


Contoh pertama, dari atas Masjid Agung Darussalam di Palu kita tarik garis lurus ke Baitullah. Di layar, Ruler Google Earth akan menunjukkan derajat (degrees)nya sebesar 291,85. Itu berarti, dari arah barat lurus kita harus serong kanan sebesar 21,85 derajat.



Arah Kiblat
Ilustrasi Mengukur Arah Kiblat
Dengan cara yang sama, akan kita temukan derajat arah kiblat beberapa kota lain di Sulawesi Tengah sebagai berikut :
  1. Poso             : 291,85
  2. Tolitoli             : 291,52
  3. Ampana         : 291,75
  4. Luwuk             : 291,64
  5. Morowali         : 291,90
  6. Banggai Kepulauan     : 291,68
Informasi yang disajikan di atas hanya perhitungan menggunakan teknologi googleearth dan bisa saja subyektif tergantung ketelitian operatornya. Insya Allah, data yang lebih sahih dapat diperoleh di kantor kementerian agama terdekat. Wallahu a’lam bisshawab. (ay)

0 komentar:

Posting Komentar