web 2.0

Jumat, 17 Mei 2013

AL MUHASABAH

Allah menciptakan kalian dari tanah, kemudian dari sperma (keturunannya), kemudian segumpal darah, (dan seterusnya) hingga kemudian mengeluarkan kalian berupa anak kecil (bayi). Kemudian kalian menjadi dewasa kemudian tua… (Q.S. Al Ghofar : 67)

kesesatan ldii
Lansia. (Sumber : Google)
LDII Sulawesi Tengah - Beberapa kali melintasi Kota Palu, saya, dan anda juga,  akan sering menjumpai bendera putih tertancap di tepi jalan. Kadang sebuah mukena, kadang juga selembar kain putih dari bahan apapun. Intinya sama, ada orang yang dipanggil menghadapNya. Meninggal dunia.


Dalam terminologi peperangan, mengibarkan bendera putih merupakan tanda menyerah. Sekaligus, pihak musuh jangan menyerang lagi. Bendera putih di jalan-jalan juga demikian.Tidak ada lagi beban tugas di dunia. Bahwa itu adalah tanda perjuangan sudah berhenti. Wujud nyata menyerah kepada kehendak Allah.
benarkah, kesesatan ldii
Bendera putih tanda ada kematian
(Sumber : Google)

Pada kesempatan lain, saya menyaksikan iring-iringan pengantar jenazah. Sirine ambulan yang nguing-nguing itu membuat hati merinding. Pembuka jalan membawa sepenggal tongkat yang ujungnya terlampir sehelai kain yang juga putih. Di belakang ambulan, pengendara motor memenuhi jalan. Tidak jarang, meskipun saya tidak setuju, mereka memenuhi badan jalan di sisi kanan melawan arus lalu lintas di depannya. Tujuannya satu, agar si jenazah segera sampai ke peristirahatan terakhir.

Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Abu Naim. Hasan bin Ali r.a. menceritakan diskusi yang terjadi antara seorang sahabat bernamai Fudail bin Iyadh (F) dengan seorang pria (P).”

F : Berapa umur anda sekarang?
P : Enam puluh tahun.
F : Kalau sudah berjalan enam puluh tahun, berarti anda sudah hamper sampai (meninggal).
P : Wahai Aba Ali (F), Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun…
F : Tahukah anda, apa yang baru saja anda ucapkan?
P : Aku mengatakan, Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
F : Tahukah anda, apa maksud kat-kata itu?
P : Jelaskanlah padaku, wahai Aba Ali (F).
F : Anda berkata innaa lillaahi, artinya, anda berkata bahwa bagi Allah, anda adalah hamba, dan akan kembali kepada Allah. Barang siapa yang mengetahui bahwa dia adalah hamba Allah dan sesungguhnya kepada Allah dia dikembalikan, maka supaya mengetahui bahwa dia ‘dihentikan’*). Barang siapa yang mengetahui dia dihentikan, maka supaya mengetahui bahwa sesungguhnya dia akan ditanya. Barang siapa mengetahui bahwa dia nanti ditanya, maka supaya mempersiapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.
P : (Lalu), saya harus melakukan apa?
F : Sedikit (saja)!
P : Apa yang ‘sedikit’ itu?
F : Perbaikilah (amalan) pada sisa umur yang sedikit itu, maka semua dosa anda akan diampuni.  (Sebaliknya), bila perbuatan anda jelek, maka dosa-dosa yang telah lewat akan dibongkar, ditambah dengan dosa hasil perbuatan masa-masa akhir anda.
Mengantar Jenazah (Sumber : Google)
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, r.a., Rasulullah bersabda :

”Bercepatlah kalian dengan jenazah. (Karena), jika dia baik, itu akan mendekatkan dia pada kebaikan. Dan jika dia tidak termasuk yang baik (=jelek), engkau akan segera meletakkannya dari pundakmu. (H.R. Muslim, Kitabul Janaiz)"

Beberapa kali saya membayangkan, bila saya yang diusung dalam keranda itu, kalimat manakah yang berlaku bagi saya?

Sungguh bersyukur bila menjadi yang pertama. Berarti golongan orang iman yang diampuni Allah. Kelompok orang-orang yang bersih hati, husnudzon, bertaqwa, dan beramal shalih.

Semoga bukan golongan kedua. Golongan yang harus segera diletakkan karena hanya membuat pegal orang yang memikulnya. Golongan yang ketakutan masuk alam kubur karena terlalu banyak dosa dan kemungkaran. Diri yang dipenuhi rasa benci dan permusuhan. Jiwa yang dikipasi iblis dengan suudzon, prasangka buruk. Yang hubuddunya wa karahiyatul maut!!
Naudzu billaahi min dzaalik...!

Wallaahu a’lam bisshawwab.

Anas Y. Karnain
Wakil Ketua DPW LDII Prov. Sulteng

*)‘Dihentikan’ untuk ditanya tentang perbuatannya selama hidup di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar